Hubungan penurunan berat badan dan tingkat keparahan hiperbilirubinemia pada bayi cukup bulan di RSUD Wangaya Kota Denpasar
- PDF  |
- DOI: https://doi.org/10.15562/medicina.v52i1.1048  |
- Published: 2021-04-01
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | Medicina Journal
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | Medicina Journal
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | Medicina Journal
Latar Belakang: Ikterus terjadi pada 60% neonatus cukup bulan pada minggu pertama kehidupan dan merupakan salah satu penyebab tersering bayi dirawat di rumah sakit. Neonatus umumnya mengalami penurunan berat badan di minggu pertama kehidupan 4-7%. Penurunan berat badan berlebihan dikaitkan dengan kejadian hiperbilirubinemia berat (bilirubin total >15-20 mg/dl). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara penurunan berat badan dan tingkat keparahan hiperbilirubinemia.
Pasien dan Metode: Studi observasional analitik dengan desain studi potong lintang ini melibatkan 40 rekam medis pasien neonatus cukup bulan dengan hiperbilirubinemia yang dirawat di RSUD Wangaya Kota Denpasar periode April 2018 hingga April 2020 dengan metode consecutive sampling. Data dicatat, dilakukan pengkodean dan dianalisis univariat dan bivariat (Uji Fisher).
Hasil: Didapatkan 31 (77,5%) pasien dengan hiperbilirubinemia signifikan dan 9 (22,5%) pasien dengan hiperbilirubinemia. Dari karakteristik pasien didapatkan perbedaan bermakna usia neonatus pada kelompok hiperbilirubinemia signifikan dan tidak (p = 0,024). Tidak ditemukan perbedaan bermakna pada jenis kelamin, usia gestasi, panjang badan lahir, berat badan lahir dan status ASI eksklusif kedua kelompok. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara penurunan berat badan dan tingkat keparahan hiperbilirubinemia (p = 0,707) dengan IK95% 0,85-1,55.
Kesimpulan:Dari penelitian ini belum dapat disimpulkan adanya antara penurunan berat badan dengan tingkat keparahan hiperbilirubinemia pada bayi cukup bulan, namun ditemukan hubungan perbedaan usia neonatus dengan kadar bilirubin total dalam darah.