Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Faktor risiko kejadian hiperbilirubinemia pada neonatus di ruang perinatologi RSUD Wangaya Kota Denpasar

Abstract

Latar Belakang: Hiperbilirubinemia pada neonatus merupakan kondisi yang sering ditemukan. Sekitar 60-70% neonatus cukup bulan dan 80% neonatus kurang bulan mengalami ikterus dalam minggu pertama kehidupan.Sebagian besar hiperbilirubinemia adalah fisiologis dan tidak membutuhkan terapi khusus, tetapi karena potensi toksik dari bilirubin maka semua neonatus harus dipantau untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya hiperbilirubinemia berat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh usia gestasi, metode persalinan, berat badan lahir, usia ibu, ASI dan asfiksia neonatorum sebagai faktor resiko terjadinya hiperbilirubinemia pada neonatus.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan kasus dan kontrol. Sebagai kelompok kasus adalah neonatus yang mengalami hiperbilirubinemia dan sebagai kelompok kontrol adalah neonatus yang tidak mengalami hiperbilirubinemia. Data yang digunakan diambil dari rekam medis pasien yang dirawat di ruang perinatologi RSUD Wangaya pada periode 1 Agustus 2018−31 Desember 2018.

Hasil: Dari jumlah bayi yang dirawat di ruang Perinatologi RSUD Wangaya yaitu sebesar 287 bayi, dilakukan matching jenis kelamin laki-laki dan perempuan sehingga didapatkan jumlah sampel laki-laki sebesar 58,1% dan perempuan 41,9% pada masing-masing kelompok kasus maupun kontrol. Pada analisis bivariat didapatkan hasil faktor risiko yang dapat dianalisis multivariat adalah faktor risiko usia gestasi (p=0,012, OR=4), metode persalinan (p=0,134, OR=0,4, berat badan lahir (p=0,189, OR=2), dan ASI (p=0,001, OR=5,25). Hasil analisis multivariat dimana faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya hiperbilirubinemia adalah usia gestasi (p=0,049, OR=4,686) dan ASI (p=0,000, OR=7,170).

Simpulan: Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya hiperbilirubinemia adalah usia gestasi dan ASI.

References

  1. Dewanto NEF, Dewi R. Hiperbilirubinemia. Dalam: Pudjiaji AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED, et al, editor. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Edisi II. Jakarta: IDAI. 2011:114–121.
  2. Rohsiswatmo R, Amandito R. Hiperbilirubinemia pada Neonatus >35 Minggu di Indonesia: Pemeriksaan dan Tatalaksana Terkini. Sari Pediatri. 2018;20(2):115-22.
  3. Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG. Hyperbilirubinemia, Indirect (Unconjugated Hyperbilirubinemia). Neonatology Management, Procedure, On-call Problems, Disease, and Drugs. 7th ed. United States of America: McGraw Hill. 2013; 100:672–85.
  4. Dewi AKS, Kardana IM, Suarta K. Efektivitas Fototerapi terhadap Penurunan Kadar Bilirubin Total pada Hiperbilirubinemia Neonatal di RSUP Sanglah. Sari Pediatri. 2016;18(2):81–96.
  5. American Academy of Pediatrics. Clinical Practice Guideline: Management of Hyperbilirubinemia in the Newborn Infant ≥35 Weeks of Gestation. Pediatrics. 2004; 114:297.
  6. Garosi E, Mohammadi F, Ranjkesh F. The Relationship between Neonatal Jaundice and Maternal and Neonatal Factors. Iranian Journal of Neonatology. 2016;7(1).
  7. Scrafford CG, Mullany LC, Katz J, Khatry SK, LeClerq SC, Darmstadt GL, et al. Incidence of and Risk Factors for Neonatal Jaundice among Newborns in Southern Nepal. Topical Medicine and International Health. 2013;18(2):1317-28.
  8. Sidana P, Mandhan G. Neonatal Hyperbilirubinemia (Unconjugated). Dalam: Vasudev AS, Shah NK. Algorithms in Pediatrics. India: Jaypee Brothers Medical Publishers. 2017; 11:43-44.
  9. Suradi R, Letupeirissa D. Air Susu Ibu dan Ikterus. 2013. [cited 2018 November 18]. Available from www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-ikterus.
  10. Olusanya BO, Osibanjo FB, Slusher TM. Risk Factors for Severe Neonatal Hyperbilirubinemia in Low and Middle-Income Countries: A Systematic Review and Meta-Analysis. PloS ONE. 2015;10(2):4-10.
  11. Devi DS, Vijaykumar B. Risk Factors for Neonatal Hyperbilirubinemia: A Case Control Study. International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetric and Gynecology. 2017;6(1);198-202.
  12. Chen YJ, Chen WC, Chen CM. Risk Factors for Hyperbilirubinemia in Breastfed Term Neonates. European Journal of Pediatrics. 2012; 171:167-171.
  13. Yazdiha MS, Naghibzadeh M, Ghorbani R, Emadi A, Hoseinzadeh B, Gohari A. The Relationship between Types of Delivery and Methods of Anesthesia with Occurence of Jaundice in Term Neonates. International Journal of Pediatrics. 2018;6(7):7959-64.
  14. Aliyyah. Hubungan Persalinan Caesarean Section dengan Kejadian Ikterus pada Neonatus di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. 2017. [cited 2018 December 18]. Available from digilib.unisayogya.ac.id/2532/1/NASPUB%20SKRIPSI-ALIYYAH-1610104355-PDF.pdf.
  15. Roselina E, Pinem S, Rochimh. Hubungan Jenis Persalinan dan Prematuritas dengan Hiperbilirubinemia di RS Persahabatan. Jurnal Vokasi Indonesia. 2013;1(1):74-81.
  16. Puspita N. Pengaruh Berat Badan Lahir Rendah terhadap Kejadian Ikterus Neonatorum di Sidoarjo. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2018;6(2):174-181.
  17. Zhang B, Zhu H, Chen P, Qing D. The Association of Neonatal Jaundice with the Age of Parents. Austin Biology. 2016;1(3):1013.
  18. Huang MJ, Kua KE, Teng HC, Tang KS, Weng HW, Huang CS. Risk Factors for Severe Hyperbilirubinemia in Neonates. Pediatric Research. 2004;56(5):682-9.
  19. Mojtahedi SY, Izadi A, Seirafi G, Khedmat L, Tavakolizadeh R. Risk Factors Associated with Neonatal Jaundice: A Cross Sectional Study from Iran. Macedonian Journal of Medical Sciences. 2018; 20:6(8):1387-1393.
  20. Saptanto A, Kurniati ID, Khotijah S. Asfiksi Meningkatkan Kejadian Hiperbilirubinemia Patologis pada Bayi di RSUD Tugurejo Semarang. 2016. [cited 2018 December 18]. Available from https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/kedokteran/article/viewFile/2600/2449.

How to Cite

Wijaya, F. A., & Suryawan, I. W. B. (2019). Faktor risiko kejadian hiperbilirubinemia pada neonatus di ruang perinatologi RSUD Wangaya Kota Denpasar. Medicina, 50(2). https://doi.org/10.15562/medicina.v50i2.672

HTML
895

Total
1027

Share

Search Panel

Felicia Anita Wijaya
Google Scholar
Pubmed
Medicina Journal


I Wayan Bikin Suryawan
Google Scholar
Pubmed
Medicina Journal