Anemia sebagai faktor risiko terjadinya kejang demam pada anak usia 6 bulan – 5 tahun di ruang kaswari RSUD Wangaya Kota Denpasar
- PDF  |
- DOI: https://doi.org/10.15562/medicina.v50i2.824  |
- Published: 2019-12-01
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | Medicina Journal
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | Medicina Journal
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | Medicina Journal
Background: Febrile seizure is the most common neurological disorder in children where 2% - 5% of children under 5 years have experienced febrile seizures. There are hypotheses that anemia may affect febrile seizure and the treshold of neuron excitation.
Methods: This study used an observational analytic study with a retrospective case control study with gender matching of febrile children aged 6 months to 5 years old hospitalised in kaswari child ward of Wangaya General Hospital Denpasar to analyze whether anemia is a risk factor of febrile seizures. In this study, 74 children who met inclusion and exclusion criteria were seperated into two groups, 37 children suffered febrile seizures and 37 children suffered a fever without seizure who were treated in the period from June 2018 to January 2019 obtained through consecutive sampling method. Charasteristic data included gender, age, infection cause, and anemia status. McNemar test was performed for the bivariate analyses.
Result: The results showed 21 children (56.8%) were anemic and found 16 children (43.2%) did not experience anemia in the case group. While 11 children (29.7%) were anemic and 26 children (70.3%) were not anemic in the control group. In McNemar analysis test, the P value was 0.041 and the calculation of the odds ratio was 3.0 (95% CI 0.60-10.27).
Conclusion: Anemia is a risk factor for febrile seizures. Children with febrile seizure were three times more likely to have anemia in kaswari child ward of Wangaya General Hospital Denpasar.
Keywords: Anemia, febrile seizure, risk factor
Latar Belakang: Kejang demam merupakan kelainan saraf tersering pada anak dimana 2%-5% anak di bawah usia 5 tahun pernah mengalami bangkitan kejang demam. Terdapat hipotesis menyatakan bahwa anemia dapat berpengaruh terhadap kejang demam.
Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian observasional analitik melalui pendekatan kasus kontrol dengan matching jenis kelamin pada anak dengan demam usia 6 bulan hingga 5 tahun yang dirawat di ruang kaswari Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar untuk mengetahui apakah anemia merupakan faktor resiko terjadinya kejang demam. Pada penelitian ini, terdapat 74 anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dimana 37 anak menderita kejang demam dan 37 anak menderita demam tanpa kejang yang dirawat pada periode Juni 2018 sampai Januari 2019, sampel diperoleh melalui metode consecutive sampling. Data karakteristik mancakupi jenis kelamin, usia, penyebab infeksi, dan status anemia. Analisis bivariat diperoleh dengan menggunakan uji tes McNemar.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan dari 21 anak (56,8%) menderita anemia dan terdapat 16 anak (43,2%) tidak mengalami anemia pada kelompok kasus. Sedangkan pada 11 anak (29,7%) menderita anemia dan 26 anak (70,3%) tidak anemia pada kelompok kontrol. Pada analisa uji tes McNemar, nilai p adalah 0.041 dengan OR 3.0 (IK 95% 0.60-10,27).
Kesimpulan: Anemia merupakan faktor risiko terjadinya kejang demam. Anak dengan kejang demam memiliki kecenderungan 3 kali lipat menderita anemia di Ruang Kaswari RSUD Wangaya Kota Denpasar.